AMANPALESTIN.ID- Dewan keamanan PBB telah gagal mengadopsi rancangan resolusi Rusia yang menyerukan genjatan senjata di Gaza, Palestina. RUU tersebut gagal mendapatkan minimal 9 suara dari total keseluruhan anggota sebanyak 15, Selasa (17/10/2023).
Dirangkum Palestine Chronicle, Rusia mengusulkan rancangan pada hari Jumat, (13/10/2023). Pihaknya menyerukan pembebasan sandera, akses kemanusiaan, serta evakuasi yang aman bagi warga sipil. Rusia juga mengutuk kekerasan terhadap warga sipil.
Pasca pemungutan suara
Duta Besar Dewan Keamanan Rusia, Vassily Nebenzia mengungkapkan, pihaknya menyesalkan sikap para dewan yang telah “disandera”oleh keegoisan delegasi Barat. Senada dengan Rusia, delegasi China Zhang Zhong dalam pidatonya menyerukan penghormatan terhadap hukum humaniter internasional dan perlindungan warga sipil serta meminta Israel untuk menghentikan “hukuman kolektif” terhadap penduduk Jalur Gaza
Di sisi lain, Duta Besar AS, Linda Thomas menyebut, rancangan resolusi yang diajukan Rusia tanpa konsultasi dan tanpa mengacu pada Hamas yang dituduh sebagai pihak yang menyebabkan krisis kemanusiaan di Gaza.
Sementara itu, Duta Besar Inggris untuk Dewan Keamanan Barbara Woodward mengatakan bahwa negaranya tidak dapat mendukung resolusi yang tidak mengutuk “tindakan teroris Hamas.”
Duta Palestina tegaskan Gaza diserang, bukan operasi militer semata
Duta Besar Palestina untuk PBB, Riyad Mansour menegaskan, apa yang terjadi di Gaza bukanlah operasi militer, tetapi serangan dan pembantaian terhadap warga sipil tidak berdosa. Ia juga menunjukkan bahwa Israel telah membunuh seluruh keluarga di Jalur Gaza.
Mansour menambahkan, sistem kesehatan Gaza saat ini sudah hancur karena serangan Israel dan blokade yang diberlakukan pada warga Gaza.