AMANPALESTIN.COM- Aman Palestin bekerja sama dengan MQFM menggelar talkshow dengan tema “Pemuda Muslim Melek Politik, Haruskah?”. Acara ini menghadirkan Rizki Putra Utama selaku staf Aman Palestin serta disiarkan secara langsung di media sosial MQ FM, Bandung, Jumat (6/10/2023).
Pada awal siaran, Rizki menyinggung tentang jumlah pemuda di Indonesia yang mencapai 50 persen yang artinya setengah dari 270 juta warga Indonesia berada pada usia pemuda. Ia juga menambakan, pemuda Indonesia harus memaknai politik melalui empat sifat nabi, yaitu sidiq, amanah, fatonah, serta tablig.
“Kita mengenali tokoh-tokoh yang terjun apakah sudah memiliki keempat sifat tersebut,” tuturnya.
Rizki menambahkan paling tidak sifat kenabian, digital atau media sosial, relasi atau programnya pro terhadap siapa, terafiliasi ke mana, termasuk lingkungannya harus dipertimbangkan dalam pemilihan.
Menurut Rizki, saat ini menelusuri siapa tokoh politik cukup mudah, yaitu pemuda bisa melihat rekam jejak digitalnya di media sosial. Namun, ia juga menekankan jangan hanya mengandalkan media sosial saja dalam mengenal calon pemimpin atau wakil rakyat.
“Tidak cukup stalking, perlu juga tabayyun dengan wilayah sekitar tempat ia memimpin. Apakah programnya terealisasi atau tidak. Pemuda sekarang lebih kritis, banyak hal yang bisa dipertimbangkan lagi,” tambahnya.
Pemuda saat ini penentu kebijakan di masa depan
Ia menyadari, masih banyak pemuda yang belum paham tentang pentingnya membangun kesadaran politik. Itulah yang dirasakan Rizki ketika melihat pemuda di lingkungannya yang masih abai dalam politik bahkan dalam Pemilu, pemuda di daerahnya justru memilih asal-asalan.
“Dampaknya itu nanti suara yang mestinya dikeluarkan dari hati malah cap cip cup. Nanti bisa mempengaruhi kebijakan-kebijakan tentunya. Apakah bisa lebih baik atau tidak bisa ditentukan waktu dan suara,” jelasnya.
Ia juga berharap pemuda bisa membersihkan “politik” yang sudah dimaknai kotor oleh sebagian oknum dan bisa membuatnya bersih kembali. Rizki menyayangkan sikap pemuda saat ini yang cenderung heboh hanya ketika konser atau hal viral lainnya, padahal sudah saatnya pemuda untuk turun tangan, tidak hanya menjadi penonton.
“Sudah saatnya kita menentukan bangsa kita akan ke mana,”tegasnya.