AMANPALESTIN.ID-Masih terekam jelas dalam ingatan Rania, saat ia terakhir kali berteriak memanggil suami dan anak kembarnya. 11 tahun lamanya ia menantikan kehadiran sang buah hati tercinta. Impiannya menjadi ibu berubah menjadi mimpi buruk ketika Israel menghancurkan rumahnya di Gaza Selatan. Ia kehilangan suami, anak kembarnya yang berusia 5 bulan, dan 11 kerabat lainnya.
“Saya berteriak memanggil anak-anak dan suami saya. Mereka semua tewas. Mereka pergi bersama dan meninggalkan saya,” ucapnya.
Suami Rania amat bahagia saat itu mendengar kabar kehamilannya dengan bangga dia bersikeras menamai gadis itu dengan namanya sendiri. Kebahagiannya sangat singkat, pada Sabtu malam, Rania mengatakan dia bangun untuk menyusui Naeim, bayi laki-lakinya dan kembali tidur dengan satu tangan dan Wissam, bayi perempuannya, di tangan lainnya.
“Aku tidak merasa cukup,” keluh Rania, mengenang waktu singkatnya bersama anak-anak tercinta.