AMANPALESTIN.COM-Rakyat Palestina yang ditahan zionis Israel menggelar aksi solidaritas sebagai upaya mendukung sesama tahanan, yaitu Kayed Fashous. Para tahanan tersebut melakukan aksi mogok makan selama satu hari pada Rabu (4/10/2023).
Kayed Fashous diketahui memutuskan mogok makan yang sudah berlansung selama 62 hari di penjara Israel sebagai protes terhadap penahanan administrasinya tanpa adanya tuduhan atau pengadilan jelas oleh Israel. Perintah penahanan biasanya berlangsung antara tiga hingga enam bulan dan dapat diperbarui tanpa batas waktu.
Komite Nasional untuk Gerakan Tahanan dalam pernyataannya mengingatkan tentang kenangan pembuhuhan seorang tahanan serta dengan tegas tidak akan membiarkan kejadian sama terulang kembali.
“Setelah pengalaman pahit kami dalam kasus pembunuhan Khader Adnan dan eksekusi pengecutnya, seluruh gerakan tahanan di semua penjara tidak akan tinggal diam, serta tidak akan membiarkan pengulangan apa yang terjadi dengan martir Khader Adnan dengan cara apa pun,” tegasnya.
Pihaknya juga memperingatkan otoritas Israel dan intelijennya Komite untuk bertanggung jawab penuh terhadap keadaan Kayed. Bahkan, menekankan aksi solidaritas akan terus berlanjut sampai permintaan Kayed dipenuhi.
Jumlah Tahanan yang Terus Bertambah
Kayed Fashous, salah satu dari ribuan warga Palestina yang ditahan secara administratif tanpa tuduhan yang jelas dan pengadilannya pun tidak diketahui kejelasasannya. Belasan ribu rakyat Palestina ditahan zionis Israel. Dilansir WAFA, 11 ribu lebih warga Palestina ditahan tanpa tuduhan atau pengadilan. Angka tersebut menjadi angka tertinggi sejak pengumpulan data yang oleh kelompok Hak Asasi Manusia (HAM) pada tahan 2001.
Ketidakjelasan tuduhan yang dilemparkan untuk menjebloskan rakyat Palestina mengakibatkan kepadatanan populasi di penjara, yaitu 16.279 tahanan yang harusnya kapasitas standar adalah 14.500. Berdasarkan data kelompok advokasi tahanan Addameer, 5.100 warga Palestina yang dipenjara dengan 1.200 ditahan dalam “penahanan administratif”